Fanfic

 

Title : Shounen no Namida

Category : angst ?? (ah gak juga ^^), yaoi ?? (maybe ^^)

Fandom : JRock ~ Vidoll

Finished : Jan 5th 2008

Laki-laki itu merias dirinya sendiri di depan cermin. Membentuk riasan matanya sedemikian rupa hingga matanya terlihat menarik. Mengulaskan lipstik di bibirnya hingga bibir itu nampak begitu sempurna. Dan menyapukan blush on di pipinya hingga wajahnya merona merah.

Tidak ada yang menyangkal jika sekarang dia bukan lagi sesosok laki-laki yang gagah. Dia memang bukan laki-laki gagah berwajah tampan, tapi sekarang dia menjelma menjadi manusia manis berwajah kawaii.

Dan dia memang sangat cantik.

Betapa bangganya dia mengetahui hal itu.

Lalu…

Untuk apa dia melakukan itu?

Berdandan sangat cantik, padahal dia sendiri adalah seorang laki-laki.

“Rame, kau sudah selesai?”

Suara itu mengejutkannya. Rame, laki-laki cantik itu terkejut saat Giru memeluknya tiba-tiba dari belakang.

“Hei, apa yang kau lakukan? Lepaskan! Aku tidak suka.” Serunya pada Giru.

Namun Giru tak juga melepaskannya dan semakin memeluk Rame erat, membuatnya nyaris sesak nafas.

“Gi- Giru… le- lepas.. uhuk.. kau membuatku sesak nafas…”

Giru masih tak peduli dan terus memeluk Rame dengan keisengan yang semakin berlanjut.

Rame bisa meraskan nafas hangat Giru yang berat menyentuh telinganya. Dan dengan jemari itu, Giru menelusuri setiap lekuk wajah Rame yang cantik.

“Cantik sekali kau malam ini.”

Ucapan Giru itu membuat wajah Rame semakin merona merah. Meskipun dia tak mengharapkan pujian itu keluar dari mulut seorang Giru. Dia mengharapkan pujian itu keluar dari mulut orang lain, orang yang sangat dia cintai. Dan orang itu bukan Giru.

Tiba-tiba saja tanpa Rame sadari sejak kapan dan bagaimana itu terjadi, Giru sudah menghujani leher Rame dengan ciuman. Dan bukan itu saja, cowok dengan tato di dada itu bahkan sudah menjilati lehernya.

Menjijikan.

“Hentikan Giru! Aku tidak suka kau melakukan itu!”

Dengan mengerahkan kekuatannya, Rame berhasil melepaskan diri dari Giru dan menjauhinya.

“Kenapa? Bukankah kau suka aku…”

“Sudah aku bilang aku tidak suka!!” Rame membentaknya. Dia sudah sangat kesal dengan perlakuan Giru kepadanya. Bukan sekali ini saja, tapi sudah sering kali.

Rame hanya takut jika orang itu, orang yang dicintainya sampai tahu dan menjadi salah paham terhadapnya.

“Ada orang lain yang kau sukai?”

“Tidak.” Ucap Rame membohongi diri sendiri. Dia tidak mau kalau Giru sampai tahu bahwa memang ada orang lain yang dia sukai, bahkan dia cintai setulus hati. Meskipun Rame tak yakin jika orang itu akan membalas perasaannya, perasaannya yang sangat terlarang.

Giru tahu Rame berbohong padanya dan itu membuat Giru menjadi semakin geram.

“Kau bohong!!” Ucapnya tiba-tiba.

Rame menangkap ada nada kemarahan di suara itu. Dan mata itu, mata Giru mendadak berubah. Mata yang penuh kebencian tak beralasan dan membuat Rame takut dibuatnya.

Rame mundur beberapa langkah menuju pintu yang masih tertutup. Dia harus meraihnya sekarang, tapi langkah kakinya terasa berat. Padahal pintu itu tak jauh darinya.

Sedikit lagi Rame

Tangan rame hampir menyentuh gagang pintu. Namun gerakannya kalah cepat, Giru lebih dulu meraih pintu itu, menguncinya dengan rapat dan membuang kuncinya begitu saja. Jauh dari jangkuan Rame.

Rame buru-buru ingin mengambil kunci itu, tapi lagi-lagi gerakannya kalah cepat. Giru sudah merengkuh tubuhnya dan mendekapnya lebih erat.

“Lepaskan Giru!! Sudah aku bilang kalo aku.. “

“Aku tidak peduli apa yang kau ucapkan Rame! Aku hanya menginginkanmu saat ini.” Tiba-tiba Giru sudah mendekatkan wajahnya. Semakin lama semakin dekat dan Rame tak sanggup berbuat apa-apa saat tangan Giru mendongakkan wajahnya dan menyentuhkan bibirnya ke bibir Rame.

Rame tetap berusaha melepaskan diri dari Giru, tapi Giru semakin liar menciumnya, memenuhi mulutnya dengan gerakan lidah yang membuat Rame semakin jijik dibuatnya.

“Brengsek!!” Ucap Rame saat Giru menyudahi wild kiss-nya.

Giru tersenyum puas, lalu mengelus bibirnya sendiri. Lipstik Rame menempel di bibirnya. “Tadi itu mendebarkan ya!?” Katanya kemudian.

“Setan! Menjijikan!! Aku benci kau melakukan itu padaku!” Makian Rame terlontar begitu saja. Dan entah kenapa rasanya Rame ingin menangis. Ciuman itu seharusnya hanya untuk orang yang dia cintai dan bukan direngut begitu saja oleh Giru.

Rame nyaris terisak di sela-sela usahanya mencari kunci yang dilempar Giru. Dia merangkak mencarinya di bawah meja dan di sudut-sudut ruangan. Tapi kunci itu juga tidak ditemukannya.

Dan sialnya, lagi-lagi Giru merengkuh tubuhnya.

“Biarkan saja kunci itu. Ayo kita bermain-main sedikit.” Giru berbisik di telinga Rame dengan penuh hasrat dan gairah. Nafasnya menjadi semakin berat dan gerakan lidah lunak Giru menelusuri setiap inchi tengkuknya. Membuat Rame merasa geli sekaligus jijik.

“Sudah Giru… le.. lepas!! Aku tidak mau begini!”

Giru malah semakin menggila. Suara Rame justru membangkitkan libidonya dan tangannya kini sudah menyingkap menarik rok Rame ke atas hingga Giru bebas menjelajahi pahanya.

Rame harus membebaskan dirinya segera. Meski dengan sedikit kekuatan, akhirnya Rame berhasil menyikut perut Giru dan membebaskan dirinya.

Giru memegangi perutnya. Sikutan Rame ternyata cukup kuat dan membuatnya mengerang sakit. Kelakuan Rame itu membuatnya semakin kesal. Dia menjambak rambut ikal Rame dan menghantamkan kepala laki-laki cantik itu ke dinding.

Serta merta Rame berteriak kesakitan. Dia tak menyangka akan sebegitu kasarnya perlakuan Giru terhadapnya. Pandangan mata Rame menjadi kabur dan air matanya keluar begitu saja.

Sakit sekali..

“Shun..” Tanpa sadar nama itu meluncur begitu saja dari bibir Rame.

“Hoo.. jadi rupanya dia ya!?”

Giru menyeringai mendengar Rame menyebut nama Shun dengan sangat lemah.

“Jadi dia ya orang yang sangat begitu kau sukai…”

“Bukan urusanmu!!”

‘Plak’

Tiba-tiba sebuah tamparan keras mendarat begitu saja di pipi Rame.

“Aku tidak suka kau menyukainya!” Ucap Giru. “Kau hanya milikku! Bukan miliknya!!”

“Aku tidak hanya menyukainya! Tapi juga mencintainya!!” Ucap Rame lantang. Dia sendiri tidak sadar telah berkata demikian.

Kata-kata itu seharusnya tak ia katakan. Betapa ia tidak tahu kalau selama ini Giru menginginkannya lebih dari yang ia kira.

Giru meraih lengan Rame dan merengkuhnya dengan sangat keras.

“Aaaahh~ sakit bodoh! Lepaskan tanganku!” Rame mengaduh. Namun Giru tak peduli dan terus mencengkramnya.

“Aku lebih sakit mengetahui kau mencintai Shun! Sakit yang kau rasakan tidak sebanding dengan apa yang kurasakan. Jangan salahkan aku Rame.. kau yang memaksaku berbuat begini.”

Giru mendorong tubuh Rame. Begitu keras, hingga Rame terjatuh dengan tubuh menghantam lantai. Pandangannya semakin kabur. Mungkin dia akan pingsan, tapi itu tidak boleh terjadi. Rame harus mempertahankan diri agar bisa membela diri lepas dari Giru dan keluar dari tempat itu segera. Namun sebelum itu terjadi, Giru malah sudah lebih dulu menindih tubuhnya dan mengunci pergerakan tubuhnya.

“Kita mulai saja permainannya sekarang.” Bisik Giru di telinga Rame.

Apa yang ingin Giru lakukan padaku?

Apa dia ingin memperkosaku?

Tanya Rame dalam hati.

Dia tak kuasa menghempaskan tubuh Giru di atasnya, terlalu banyak tenaganya yang terbuang dan sekarang, bahkan dia nyaris tak punya cadangan tenaga lagi.

“Giru… jangan..” Ucap Rame lirih saat Giru melepasi satu–persatu pakaian yang melekat di tubuhnya. Sementara tangan Giru yang lain sibuk menjelajahi, menjamah dan menjarahi tubuhnya. Dan seperti menulikan telinganya, Giru tidak peduli dengan permintaan Rame itu dan terus dengan aksinya. Bahkan Giru juga setengah telanjang sekarang.

Apa yang harus Rame lakukan? Apakah berteriak akan membantunya?

Entahlah, mungkin Shun akan menolongnya. Harapan itu masih terlintas di benak Rame.

Dia pun berteriak, berharap seseorang menolongnya. Kalau pun orang itu bukan Shun, minimal Jui atau Tero yang akan datang menolongnya.

Tapi..

“Percuma, mereka tidak ada di sini. Sudahlah Rame.. tenanglah! Dan biarkan aku memuaskan hasrat padamu.”

“Tidak mau! Lepaskan!!” Rame kembali berontak dan mencakari wajah, leher, serta dada Giru dengan kukunya. Membuat Giru kesal dan menampar pipi Rame. Bukan hanya sekali, tapi berkali-kali. Hingga membuat bibir laki-laki cantik itu robek dan mengeluarkan darah.

“Apa rasanya sakit hah!!?” Mata Giru berkilat kejam dan lidahnya menjilati darah yang mengalir dari bibir Rame.

Dalam hati, Rame menyesali dirinya. Kenapa tadi dia berdandan lama sekali, hingga Shun, Jui dan Tero meninggalkannya.. hingga Giru punya celah untuk berbuat sesuatu padanya, sesuatu yang bahkan tak pernah terlintas dipikiran seorang Rame bahwa Giru yang sangat dipercayanya bisa berbuat hal yang begitu hina kepadanya.

Tangan Giru masih setia menjelajahi tubuh Rame yang kini benar-benar polos. Menyentuh selangkangan dan tentu saja bagian terlarang tubuh Rame. Mencengkramnya dengan sangat kuat di bagian ‘itu’ dan membuat Rame lagi-lagi harus teriak.

Sumpah serampah Rame terlontar dan menyeruak menyakitkan dadanya. Sosok Giru begitu sangat dibencinya saat ini dan dia ingin laki-laki itu mati saja.

Giru menurunkan resliting celananya sendiri, menarik tangan Rame dan memaksa Rame menyentuh ‘miliknya’. Rame tidak mau, tapi Giru terus memaksanya dan menyentuhkan tangannya di bagian ‘itu’

Saat Rame tetap tidak mau, Giru akhirnya kesal dan memelintir tangan lembutnya itu. Membuat Rame menangis sejadi-jadinya karena merasakan sakit yang begitu sangat.

Kemudian dengan kasarnya, Giru membalik tubuh Rame. Menciumi dan menjilati punggungnya, menjambak rambut Rame dan memasukkan *** miliknya tepat di tempat ‘itu’

Membuat Rame menjerit kesakitan. Sangat sakit dan menjijikan. Membuatnya tak ingin merasakan apa-apa dan lebih memilih mati saja daripada menerima kenyataan jika Giru sedang menikmati tubuhnya sekarang ini dan memuaskan hasrat yang sudah lama dipendamnya.

Ini hanya mimpi.

Mimpi buruk.

Rame berharap itu.

Tapi ini bukan mimpi Rame..

Ini kenyataan..

Kenyataan pahit yang harus diterimanya.

~ ~ ~

baca selanjutnya :

Shounen no Namida Part 2

Shounen no Namida (Final)

Shounen no Namida part 2 (Afiy Vers.)

 

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~


Title : Miscommunication

Fandom : Jrock, Dir en Grey

Author : Keka~chie

Finished : Wednesday, Sept 26th, 2007

 

“Aku lelah… biarkan aku bersandar di bahumu Shin…”

Shin mengangguk pelan dan membiarkan laki-laki kecil itu menyandarkan kepala di bahunya, meskipun ia sendiri sudah cukup lelah, lelah dengan semua aktivitas yang nyaris menguras habis tenaganya.

Dipandangnya sekilas laki-laki itu, ia tengah tertidur sekarang. Wajahnya begitu polos. Tak tega Shin mengusik tidurnya, meskipun ia harus melakukannya.

“Kyo…” Ucap Shin pelan. Suaranya hanya terdengar seperti desahan.

Kyo, laki-laki itu tetap tak bergeming. Mungkin dia terlalu lelah hingga telinganya tak mampu menangkap suara Shinya yang begitu lembut.

“Kyo.. “ Shin mengulangnya lagi. Kali ini dengan suara yang sedikit lebih keras.

Dan Kyo mendengarnya, mendengar Shinya memanggil namanya.

“Dou5hite Shin-chan?” Tanyanya lemah.

Shinya jadi tak tega membangunkannya, meskipun ia harus karena ia sangat butuh ‘itu’ saat ini.

“Onegai Kyo…”

“Nani ?” Tanya Kyo yang berusaha membuka mata dan menatap Shinya di sampingnya.

“Aku ingin itu sekarang Kyo! Aku sangat membutuhkannya saat ini!”

Setelah mati-matian, akhirnya Kyo sanggup membuka mata dan mendongak menatap wajah Shinya yang begitu dekat, wajah yang penuh pengharapan. Mengharapkan sesuatu darinya.

“Jangan sekarang Shin… aku sudah cukup lelah.”

“Tapi aku ingin sekarang Kyo!! Kau sudah janji padaku, kyo-kun akan memberikannya seusai live malam ini! Aku sudah menginginkan itu darimu sejak lama!” Shin setengah memaksa dan membuat Kyo jadi merasa tak enak pada Shinya, orang yang begitu disayanginya.

“Aku tak sanggup sekarang, besok saja Shin. Aku janji akan segera memberikannya..”

“Kyo selalu berjanji pada Shin. Shin benci Kyo begitu! Tak pernah menepati janji! Padahal sudah lama, tapi Kyo tak memberikan apa yang seharusnya Shin dapatkan.”

“Gomen Shin.. “ Ujar Kyo meminta maaf, tapi Shinya tak mempedulikan dan terus memaksanya.

“Sekarang saja Kyo.. ayolah… tidak ada yang melihat. Kaoru, Die dan Totchi sudah pulang. Mereka tidak akan tahu… ayolah Kyo.. cepat keluarkan milikmu.”

“ng.. iya… itu.. eh tapi.. masih.. “

“Apalagi yang Kyo tunggu!? Shin sudah tak sabar, Shin ingin dan sangat butuh sekarang!” Ujar Shin masih terus memaksa, membuat Kyo tak tahu harus berbuat apa saat Shinya begitu dekat dengannya seperti sekarang ini.

(e to~ napa Shinya jadi manja yach ^^ )

Di lain tempat. Die yang seharusnya sudah pulang, harus kembali untuk mengambil kunci apartemennya yang ketinggalan di ruang ganti

Dan saat itulah dia mendengar suara rengekan Shinya pada Kyo.

“Ayolah Kyo.. tidak akan ada yang tahu… aku janji ini hanya antara kita berdua, antara Minamoto Kyo dan Terachi Shinya.”

Die mengerutkan keningnya. Apa yang Kyo dan Shinya sembunyikan

“Besok aja Shin.. “

“Tidak mau!! Harus sekarang! Kalo tidak.. semuanya akan tahu.. Kaoru, Die dan Totchi akan tahu.”

“Sssstt..!! Jangan Shin!”

“Makanya.. ayo cepat!!”

“Bukan disini.”

“Jadi..?”

“Di apartemenku.” Ucap Kyo.

Die pun berpikir keras dan bertanya-tanya.

Apa yang diinginkan Shinya dari Kyo..

Kenapa Kaoru, Totchi dan dia tidak boleh tahu..

Dan kenapa harus di apartemen Kyo..

Apa yang akan mereka lakukan di sana?

Die menarik kesimpulan yang sama sekali tidak pernah dipikirkannya.

Boleh dengan siapa aja, tapi jangan dengan Shinya, Kyo!

Ucap Die dalam hati.

Dia harus masuk ke ruang ganti itu dan mencegahnya.

“Shinya.. lepaskan! Bukan disini!”

“Aku akan menariknya keluar, kalo Kyo tidak mau.”

“I- iya.. tapi.. Aaaargghh.. itaaaaii!! Jangan sentuh bagian itu terlalu keras Shin!” Teriak Kyo. Dan kuping Die semakin panas mendengarnya.

Die harus memaksa masuk dan bersiap mendobrak pintu, jika pintu itu memang dikunci dari dalam.

Tidak ada waktu memeriksa, dan pintu yang ternyata tidak terkunci itu, sukses Die dobrak hingga terlepas dari engselnya. Die yang sedikit banyak punya sifat tolol itu, jatuh tersungkur di bawah kaki Shin dan Kyo.

“Die.. apa yang kau lakukan?”

“Seharusnya aku yang Tanya!! Apa yang kau lakukan dengan Kyo, Shin-chan?”

“Ti- tidak ada… i.. itu.. hanya Kyo.. “

“Jangan Shin!! Jangan bilang pada Die!” Kyo menutup mulut Shinya dan mencegahnya mengatakan satu hal yang sangat ingin Die ketahui..

“Lepaskan Shinya, Kyo!!” Perintah Die dengan mata menatap Kyo tajam. Kyo pun menurut dan perlahan melepaskan tangannya dari Shinya. Meskipun demikian, Die masih belum melepaskan pandangannya dari cowok mungil itu.

Tidak mungkin tidak ada yang mereka lakukan, kalo pada kenyataannya kancing kemeja Kyo semuanya terlepas. Dan mereka berdua, Shin dan Kyo, berada dalam posisi yang benar-benar mencurigakan. (gak perlu Keka jelasin dah posisinya ^^ )

“Nan de kore Shin?” Tanya Die.

Shinya menoleh, menatap ragu-ragu kearah Kyo yang sepertinya masih tak ingin Shin mengatakan apa-apa pada Die. Kyo menggeleng pelan kearah Shin dan Die melihat itu.

“Ayo Shin cepat bilang!! Jangan pedulikan Kyo!” Ucap Die setengah membentak.

Shinya mengangguk pelan dan mengatakan sesuatu dengan terputus-putus. “Kyo.. gomen.. tapi aku harus bilang pada Die kalo sebenarnya kamu padaku.. ng.. itu.. “

“Itu apa Shin?!!” Tanya Die tak sabar.

“Itu anu Die.. Kyo sebenarnya.. sudah dua bulan ini.. melakukan itu padaku.. dan saat aku butuh.. di- dia.. tak mau memberikannya padaku.. “

Die tampak begitu shock dan mengguncang-guncangkan bahu Shinya dengan kedua tangannya. “Kenapa kamu mau saat Kyo memintanya? Kenapa Shin??!!”

“I- itu.. karena aku tidak punya pilihan Die! Kyo sangat ingin dan butuh, aku tidak bisa menolaknya.”

“Apa dia memaksamu?” Tanya Die lagi.

“Iie!! Dia tidak memaksaku! Aku ikhlas melakukannya.. karena aku sayang Kyo.”

karena aku sayang Kyo.. kata-kata itu menancap tepat di kepala Die.

Bukan salah Shin

Dia memang lemah

Yang seharusnya dipersalahkan saat ini seharusnya..

“Kyo!!! Kenapa kau kau lakukan itu?!! Shinya itu temanmu!! Kau tidak boleh melakukan itu padanya!!!”

Kini Kyo yang mulai bertampang bodoh dan bingung.. kenapa tiba-tiba Die begitu marah padanya..

“Sudah jelas kan Die, memang cuma Shinya yang bisa! Tidak mungkin meminta itu pada Kaoru, Totchi, apalagi padamu!!”

“Kau seenaknya memanfaatkan Shinya!!” Die sudah melotot dan mengepalkan tangannya, bersiap untuk meninju wajah Kyo. “Aku akan bilang pada Kao..”

“Jangan Die!” Cegah Shinya. “Cukup kita bertiga saja yang tahu. Aku tidak mau Kyo malu hanya karena masalah sepele seperti ini.”

“Sepele!? Kau bilang sepele Shin??! Ini serius! Masalah besar!! Bagaimana kalo pers sampai mencium gelagat ini dan menyebarkannya?! Karir Dir en Grey yang kita rintis lebih dari sepuluh tahun bisa hancur berantakan!”

Kyo menggaruk-garuk kepalanya dengan bingung, sementara Shinya hanya bisa bengong.

“Kalian harus menyudahi permainan ini. Ini demi kebaikan kita semua, demi Kaoru dan demi nama besar Dir en Grey.” Ujar Die sok bijak.

Ucapannya makin membingungkan Kyo dan Shinya. Mereka lalu saling berpandangan dan akhirnya Kyo berbisik pelan di telinga Shinya. “Die itu ngomong apa sih??!! Seperti orang bodoh saja.”

“Dia itu emang bodoh Kyo. Nenek salto aja tau.” (xDD nyolong bahasanya Prik)

“Hwahwkahkahakha…”

Kyo akhirnya tertawa dan membuat Die semakin geram. Tanpa sadar, tangannya yang dari tadi terkepal, sudah mendarat di wajah Kyo dengan keras. Membuat cowok bertubuh mungil itu jatuh tersungkur.

“Die!!” Shinya memekik keras, lalu berlari menghampiri Kyo dan memeriksa keadaan cowok itu. Ada sedikit luka memar di wajahnya.

“Kenapa Die.. “

“Shinya, menyingkirlah dari Kyo!!” Seru Die yang sudah menarik Shinya menjauhi Kyo.

“Kamu kenapa sih? Aneh!” Tanya Shin tampak semakin bingung.

“Kalian berdua yang aneh. Pokoknya aku akan memberitahukan masalah ini pada Kaoru.”

“Aku juga akan bilang kalo kamu sudah kelewatan Die!! Apa salah Kyo?”

“Dia salah karena sudah melakukan itu padamu.”

“Memangnya itu jadi masalah besar buat Die-kun kalo Kyo pinjem duit ma aku?!”

“Itu masalah guedeee bangeeeett… ngapain dia pake pin je m du~ i t m u.. se ga la~~…”

Hah!!?? Pinjem D U I T????

“Nande..?”

“Duit!? Kyo pinjem duit??”

Shin mengangguk.

“Jadi ‘itu’ yang dimaksud… maksudnya pinjem duit??!!”

Lagi-lagi Shin mengangguk. “Memangnya Die-kun pikir ‘itu’ apa?”

Die tidak menjawab pertanyaan Shin itu. Dia hanya terus menerawang ke atas dengan hampa. Masih banyak hal-hal ganjil yang ada dipikirannya.

“Tolong jelaskan sesuatu padaku!” Ujarnya kemudian.

“Hee.. Die-kun, memangnya dari tadi gak paham ya..!!??” Shinya jadi makin bingung. Namun akhirnya menjelaskan.

“Sejak dua bulan yang lalu Kyo-kun pinjem duit ke Shin-chan. Dia bilang… ‘Shin-chan jangan bilang ke siapa-siapa ya… malu-maluin, masa’ pokalis Dir en Grey melarat bener sampe pinjem duit sgala’ “ Ujar Shin menirukan ucapan Kyo.

“Dakara ima… Shin butuh banget duit itu buat beli sesuatu, demo… Kyo-kun blom ngasih-ngasih juga, padahal Shin-chan dah tagih dari beberapa hari yang lalu. Makanya tadi Shin paksa-paksa dia, sampe harus meriksain kantong baju ma celananya buat nyari-nyari dompetnya.”

“Gomen Shin-chan… dompetku ketinggalan di apartemen, aku gak ada bawa duit sekarang.” Kata Kyo kemudian. “Dan tadi aku terlalu lelah untuk pulang ke apartemen, aku mau tidur disini aja sampe besok.”

“Hee.. makanya tadi Kyo-kun bilang besok aja ya??!!”

Kyo mengangguk lemas sambil memegangi pipinya yang lebam karena ulah Die.

“Dan Die yang bodoh itu memukulku karena alasan yang gak jelas.” Gerutu Kyo tampak kesal.

Die nampak merasa bersalah, namun tak berani meminta maaf.

“Lalu kenapa tadi Kyo teriak ‘itai’ saat Shin menyentuh…”

“Ya jelas teriak dong bego!!” Sambar Kyo, memotong ucapan Die. “Shin gak sengaja megang bekas luka-lukaku abis konser tadi ntu, waktu dia maksa-maksa nyari dompetku. Sakit banget!!” Seru Kyo menunjukkan bekas-bekas luka di sekujur permukaan dadanya. Nggak heran, memang sepertinya hanya Kyo satu-satunya vokalis band yang doyan mempertunjukkan aksi menyakitkan di atas panggung. Sengaja melukai diri sendiri, mencakar-cakar badannya dan melakukan beberapa aksi kesadisan lain pada tubuhnya.

Die hanya bisa melongo, membentuk mulutnya seperti huruf O dan membuatnya tampak terlihat semakin bodoh.

“Dou5hite Die-kun?” Tanya Shinya, membuyarkan Die yang tampak melamun.

“ha ha ha.. gak pa-pa…” Die tertawa garing. Menertawakan prasangka bodohnya.

“e to~ Die-kun mikir apa hayoo…” Shinya tersenyum nakal kearahnya. Membuat Die mendadak salah tingkah dibuatnya.

“Iie… bukan apa-apa. Aku pikir… Kyo sudah jahat sama Shin… makanya.. aku..umm.. ah sudahlah,, aku mo pulang!! Kalian juga pulang! Ngapain masih di sini??”

“Hee dodol! Tadi kan aku dah bilang, kalo aku C A P E K banget!! Makanya aku mo tidur disini aja sampe pagi!!” Seru Kyo yang langsung merebahkan tubuhnya di beberapa kursi yang sudah dia susun sejajar di ruang ganti live konser Dir en Grey yang sudah selesai beberapa jam yang lalu.

“e to~ Shin…” Die mengalihkan pandangan matanya pada Shinya.

“Aku nunggu Kyo, nunggu dia bayar utang.” Jawab Shin terdengar polos. “Die-kun sendiri… kenapa balik lagi kemari??”

“ng itu… aku sebenarnya… umm..”

Die nampak berpikir lama, memikirkan sesuatu yg menjadi tujuan utamanya beberapa saat yang lalu.

Oh 5hit!! Aku lupa mo ngapain!?!!??

Shinya masih menatap Die bingung, sementara Kyo sudah tertidur pulas, terbuai mimpi-mimpi anehnya.

“Ya sudahlah, aku mo pulang!” Ucap Die yang bersiap ngeloyor pergi.

Belum sampai di pintu, Shinya sudah memanggilnya. “Die-kun,, Chotto! Aku ikut denganmu.”

Senyum Die tampak terkembang mendengar ucapan Shinya itu.

“Malam ini aku nginap di apartemen mu aja ya?!” Ucap Shinya dengan nada bertanya, yang langsung diiyakan oleh Die.

Saat perjalanan ke apartemen.

“Shin-chan…”

“humm…”

“Apa Kyo sampai sebegitu miskinnya sampe harus pinjem duit ke kamu?”

Shinya menggeleng, meskipun Die masih melihat senyum geli di wajahnya. “Maka dari itu, dia gak mau kalo Die, Totchi dan Kaoru sampe tau.” Ucapnya.

“Kalo Kyo ato Shin butuh uang…. aku mau kok minjemin.”

“Hontou ne!!??”

Die mengangguk dan mengukirkan senyum lebar diwajahnya, senyum yang sering kali terlihat tampak bodoh.

“Kyo pikir.. Die-kun pelit, makanya dia gak mau pinjem. Dia juga gak mau pinjem ma Totchi karena Totchi pasti menertawakannya, sedangkan Kaoru… Kyo segan kalo harus pinjem duit ma dia.” Ungkap Shin.

Sialan Kyo

Seenaknya aja ngira gw pelit

“Dakara… buat apa Shin butuh uang malam-malam gini?”

Shinya menundukkan wajahnya, tampak tersipu-sipu malu.

“Sebenarnya… besok juga gak pa-pa sih, tapi Shin sudah gak sabar. Shin butuh uang itu buat beli sesuatu… ”

“Buat beli sesuatu apa?”

Shin menghela nafasnya dalam-dalam

Dan terdiam

Cukup lama

Sampai akhirnya

Berkata….

“Buat beli kado istimewa untuk ulang tahun Die-kun yang sebentar lagi.” (btw, ultahnya Die kapan yach?? Keka gak tau)

Ucapan Shin serta merta membuat wajah Die memerah. Shin ingat ulang tahunnya, saat semua (Kaoru, Totchi, & Kyo) mungkin bahkan tak kan ingat sama sekali, karena disibukkan oleh jadwal tur mereka yang padat.

“Kamu mo beliin aku kado apa?” Tanya Die dengan pandangan mata genit.

Shinya tersenyum, lalu mengucapkan satu kata.

“h i m i t s u…”

Die memanyunkan bibirnya meskipun hatinya tetap berbunga-bunga.

Sesampainya di depan pintu apartemen.

“Ouch kusooo!! Kuncinya…”

“Kuncinya kenapa Die?” Tanya Shinya bingung, menatap Die yang tak kunjung membuka-buka pintu apartemennya.

“Aku lupa!! Kuncinya ketinggalan di ruang ganti, dilaci tempat nyimpen hairdryer dan sejenisnya.”

“Jadi tadi itu kamu balik buat ngambil kunci itu ya..”

Die mengangguk.

Ah dasar dodol

Dodol kok dipelihara

Batin Shin, yang kini sudah akan pergi meninggalkan Die.

Dia lebih memilih pulang ke apartemennya, daripada harus nginep di depan pintu apartemen si dodol Daisuke Ando.

“Chotto Shin!!”

Shinya mengacuhkan Die.

“Aku telpon Kyo dulu, biar bawain kunci itu kemari.” Die berusaha buru-buru mengeluarkan hp nya, mencari-cari nya di saku celana dan bajunya, tapi HP itu tak kunjung ia temukan.

Yup,

Hpnya juga ketinggalan di ruang ganti,

Tergeletak di laci bersamaan kunci apartemennya.

Dasar Die…

Sudah dodol

Pikun pulak XDDD

————————–


24 Responses to “Fanfic”

  1. wua…………..

    aku kaget

    wua…………..

    aku terengh-engah neh……..

    wua…………..

    cape dah lari2

    hem………
    walau lum baca secara keseluruhan sepertinya tegang neh
    crita action laga baku hantam XXX

  2. ごめん..

    q ga berani baca semua >_<

    baru baca sapa” yang ‘terlibat’ aja dah merinding..

    ga ada yang lain apa…
    haduu,, jangan diru doong…

    yayaya x)

  3. hwahahahwhaha… sebenarnya gak ada yg gawat di fic Diru buatan Keka

    jgn merinding duluan dong ah

    baca ja ampe tamat ^^

    kritik saran ditunggu
    maklum kalo fic nya masi lom bisa dibilang sempurna

    karena tu fic kedua Keka setelah Gazette

    lam kenal ya dikau yg bernama…. kuro… haiyah.. kada bisa baca kanji sayah ni

    ya pokoknya itulah ^^

  4. Kekaaaaaaaaaaaaaa…… masih berlanjut kah fanfic di atas tuh
    yg judulnya Shounen no Namida…..

    hiiii… kok serem gitu

    #Riku

  5. walah, lemon :mrgreen:

  6. apanya nyang lemon ^^

  7. Riku >> ho’oh shounen no namida masi berlanjut sayang….

    ntu diatas masih seperdelapannya ^^

    serem apanya seh???

    ntu bukan cerita horror kok ^^

  8. at first, q kaget bgt bc shounen no namida… gila banget!!! mbak,mbak, bahasanya explisit bgt!!! baru x ni q bca fanfic indo separah itu… tolong dilanjutin yang “bener” biar q bisa “agak” memaklumi karakter giru… bukannya setiap perbuatan tu da alesannya, so giru pasti pny alesan yang RASIONAL kan ngapain dy nglakuin “itu”. terus terang q ma temenq MUAL BUANGET BACANYA (gomen…). it’s too vulgar to read… sebenernya q tertarik ma critanya tapi kalo cuma adegan ‘lemon’ (itu istilah u/ sex scene di fanfics luar nagri) tanpa alesan kayak gitu (plus brutal lagi) aq risih bgt bacanya… saking ngerinya sampe merinding gitu deh…. once again, gomen for my straight comment….

  9. mbak Purin…. saia malah pernah baca fanfic Indo yg lebih serem dan eksplisit daripada Shounen no Namida di atas

    yg ditulis kak Keka mah blom ada apa apa nya :mrgreen:

    masih seperempat nya aja

    Kak Keka emang suka yg brutal brutal ya… hwahwaha…

    saia yakin kak Keka gak cuma sekedar buat fic dan cuman mengumbar lemon doang
    pasti ada sesuatu yg mau diangkat dari cerita

    hwahwahwaha… sesuatu apa tu kak Keka

    lanjutkan dong Shounen no Namida nya kak…
    saia juga jadi penasaran

    wah kak Keka selamat ya…
    udah ada yg berhasil mual baca fanfic mu
    dulu waktu buat shounen no namida, kamu pernah bilang ke saia kan…

    “Sylva… Keka mo buat fic yg hard yaoi dan bener2 lemon,, hihihii… sekedar pengen tau… sejauh apa pikiran liarku berkembang”

    :mrgreen:

    tapi saia juga kaget loh
    abis kak Keka bilang kalo shounen no namida gak bakal di publikasikan sampe kapan pun
    nah ini malah nongol di blog ^^

  10. hwehehe kasitaw situs ato blog temen-temen indo yang juga mejeng fanficnya dunk >.< oya, lanjutin aja shounen no namidanya… penasaran ma kelanjutnnya :p kesian si rame…
    ja, ganbatte!

  11. @ saia :
    fanfic yaoi buatan Keka kelasnya masih seperempat ya…
    hah!!?? blom da apa-apanya
    walah fic yg dibaca saia seburuk apa tu *merinding dengernya*
    :mrgreen:
    iya tuh gak tau napa jadi iseng aja masukin di blog

    ntar ni fic juga bakal da kelanjutannya
    tapi tunggu fanfic Keka yang Nanairo CRAYON selese dulu

    @ Purin
    banyak mbak blog orang yg majang fanfic
    mau yg berbahasa Indo ato yg Inggris
    yg Indo ya…
    ntar ya Keka cariin
    mau yg ceritanya bagaimana
    BL ringan, yaoi ato yg hard lemon :mrgreen:

  12. dowwww, napa panggil mbak sie? >.< q udah sering browsing yang english, tapi q cuma taw dikit bout panpic yg indo dakara tlg kasitaw blog/situs tmn2 indo -_- arigatou!
    nanairo crayon ude dipajang? mow liat nie @_@ hehehe ja ne!

  13. iya deh gak dipanggil mbak ^^

    Keka sih jarang brows fanfic baik yg engrish maupun indo
    tapi biasanya Keka rajin bacain fanfic teman2 multiply Keka

    ni mungkin bisa jadi salah satu pilihan
    coba pilih pilih ja penpik yg ada disini :
    http://multiply.com/mail/tags/tag/fanfic

  14. konnichiwa…
    purin ngerecoki lagee…. arigatou for d link. anoo… shounen no namidana tlg dlanjtn… pnsran bgt >.<

  15. Shounen no namida malah udah tamat tu rin :mrgreen:

    bisa dibaca disini bagian finalnya : http://qchie.multiply.com/journal/item/8

  16. hmh, arigatou

  17. Hoh ??
    Akyu baru baca Snn yang di atas ituch…..
    keka….ruru baca ituch serasa pingin…..pingin…..——ERROR——–
    XD XD XD

    Kalo yang diru ituch….ehehehehe Xp
    Cerita-nya lucu!!
    tapi ruru udach ngelonjor duluan…maap yach..^^
    (*ngelonjor ; ngelamunin yang jorok)

  18. allowww…. anybody home??? ni purin… tulung kirim lanjutan shounen no namida ke imelku dunk… q males kalo musti masuk multiply cuz q lupa id ku d sono hehehe… arigacktou! btw, q pnya blog yang isinya fanfic smoa… tolong diliat n dikomen… arigacktou!!!

  19. nie imelku rokka_purin@yahoo.com
    arigacktou!

  20. hyaaahhhh… akhirnya multiplyq aktif!!!!! eh, ni ad hubungannya ma keka cuz q akhirnya bisa baca lanjutan shounen no namida… ough… touching walo da yang janggal dikit… tapi ga masalah…

    oia, kunjungi blogq dunk~~~ rokkapurin.blogspot.com
    itu isinya fanfic smoah…

    sebage sesama fanficcers qt harus saling m’dukung! *maksa*

    ja ne!

  21. eugh,,, ko yang komen aku terus yak??? (baru nyadar ^^;;)

  22. Keka waktu tu udah mampir ke blog nya Purin
    udah komen juga kok walo gak jelas

    ntar mampir lagi deh ^^

    makasih ya dah sering komen disini :mrgreen:

  23. halow smua da yang tau alamat friendster’a vidoll,dir~en~grey,Zagette gak klo da yang tau boleh kan gwe minta………………………..orang baik di sayang tuhan lho….!!!!

  24. dibe
    kalo vidoll, Dir en Grey ma Zagette (haa?? Zagette???!! the GazettE kali ya..) gak mungkin punya friendster
    kalopun ada tu paling friendster buatan fans ajah

Leave a comment